Bagian OperasiBudayaKeamananSosial

MENGANALOGIKAN KASUS AHOK SEPERTI SEBATANG POHON

pohon-permasalahanTribratanewsjepara.com – Pada mulanya, kasus ini hanya berawal dari biji kebencian yang tumbuh menjadi bibit permusuhan. Selanjutnya timbul akar perbedaan untuk mencari pembenaran diri sendiri. Hingga tumbuhlah batang pohon permasalahan. Kemudian hadir cabang, dahan, ranting serta daun yang membesarkan pohon permasalahan itu. Semakin tumbuh subur karena adanya pupuk kepentingan yang terus disiramkan. Hingga hadirlah bunga provokasi yang akhirnya menjadi buah konflik.

Pohon permasalahan ini semakin banyak. Saat setiap orang kemudian mengambil biji kebencian dan menanam dihatinya. Adapula yang mencangkok dahan dan rantingnya lalu ditanam sebagai pohon masalah yang baru. Pupuk kepentingan pribadipun terus disiram dengan harapan perlindungan dari teriknya sinar kekuasaan.

Ketika semua itu sudah terjadi, apa yang mampu kita lakukan saat rumput kebahagiaan tidak lagi mampu memberikan alas diantara rindangnya pohon permasalahan itu. Rumput kebahagiaan mulai tertutup banyaknya buah konflik yang busuk dan berjatuhan. Apakah kapak penegakan hukum harus bergerak untuk merobohkan pohon itu? Ataukah masih ada jalan lain agar buah konflik berhenti menebarkan aroma kebusukannya.

Pohon permasalahan sejatinya bisa memberikan keteduhan pengalaman. Karena dari pohon permasalahanlah kita belajar arti kehidupan. Namun jika buah konflik busuk dan terus berjatuhan, apa yang bisa kita rindukan?

Langkah terbaik yang harus dilakukan adalah dengan memetik setiap bunga provokasi yang mulai tumbuh diantara dedaunan permasalahan. Hapus dan kuburkan bunga provokasi itu sehingga tidak lagi bisa menjadi buah konflik yang menghadirkan biji kebencian. Kurangi pupuk kepentingan yang menyuburkannya. Lindungi pohon permasalahan itu dari tangan nakal yang mau mencangkok dahan dan rantingnya.

Seraya merasakan keteduhan pengalaman, biarkan pohon itu tumbuh dengan sendirinya. Toh suatu saat pohon itu akan lapuk dengan sendirinya dan jatuh bertumbangan.

Jika hanya kapak penegakan hukum yang berbicara, berapa dahan dan ranting yang akan patah? Berapa daun yang akan berguguran? Berapa tunas baru yang akan tumbuh dari tunggak dendam yang masih tersokong akar perbedaan.

Ajaklah tangan ulama untuk secara berkelanjutan memupus bunga-bunga provokasi yang ada. Niscaya semua akan bisa. Rumput kebahagiaan akan tetap tumbuh. Menghadirkan kenyamanan kehidupan yang sesungguhnya. Dengan harmoni alam dan sinar hangat kekuasaan. Biarkanlah semilir angin keamanan dan ketertiban terus berhembus menghapus panas kejahatan. Semoga Indonesia lebih damai.

Opini oleh : Bripka Eko Rahmad Widodo

Sumber : tribratanewswonosobo.com

tbnewsjepara

Related Posts