Jepara – Polres Jepara | Dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional Ke-116 Tahun 2024, Kepolisian Resor (Polres) Jepara menggelar upacara bendera di Lapangan Apel Mapolres setempat, Senin (20/5/2024).
Upacara bendera yang mengusung tema ‘Kebangkitan Kedua Menuju Indonesia Emas’ dipimpin langsung oleh Kapolres Jepara AKBP Wahyu Nugroho Setyawan dengan diikuti semua pejabat utama, personel dan Aparatur Sipil Negara (ASN) Polres Jepara.
Dalam arahannya, Kapolres Jepara membacakan amanat dari Menkominfo, yang menekankan pentingnya kemajuan teknologi sebagai bagian dari pembangunan bangsa.
“Hari-hari ini kita dihadapkan pada suatu realitas yang terpampang terang yakni, kemajuan teknologi yang melesat cepat. Kita sudah memilih bukan hanya ikut-serta, tetapi lebih daripada itu, menjadi pemain penting agar dapat menggapai dunia,” ujar AKBP Wahyu dalam amanatnya.
Abituren Akpol 2003 ini menuturkan, bahwa periode ini hingga dua dekade ke depan merupakan momen krusial yang sangat menentukan langkah Indonesia dalam mewujudkan kemajuan tersebut.
Refleksi atas pilihan ini merujuk pada gagasan awal pembentukan Indonesia dan sejarah yang telah membentuk kebangsaan kita.
Sejarah, menurutnya, diperlukan bukan hanya sebagai sumber keteladanan, tetapi juga sebagai percakapan terus menerus tentang kemajuan, kemanusiaan, dan kesejahteraan.
AKBP Wahyu mengingatkan, bahwa lebih dari seabad lalu, tepatnya pada 20 Mei 1908, lahir organisasi Boedi Oetomo yang menumbuhkan bibit bagi cita-cita mewujudkan kemerdekaan Indonesia.
Hari berdirinya Boedi Oetomo inilah yang menjadi simbol dari Hari Kebangkitan Nasional yang kita rayakan hari ini.
“Organisasi Boedi Oetomo bermula dari sejumlah dokter dan calon dokter di Batavia yang berkumpul mendirikan suatu organisasi modern. Banyak orang menaruh harapan pada organisasi ini dan menganggapnya sebagai motor penggerak gerakan kemerdekaan di tanah Hindia Belanda,” lanjutnya.
AKBP Wahyu juga menekankan bagaimana nasionalisme Jawa khas Boedi Oetomo diperluas menjadi nasionalisme yang mencakup seluruh rakyat Hindia Belanda, dan pendidikan yang hanya ditujukan pada priayi Jawa diperluas menjadi pendidikan untuk seluruh rakyat Bumiputera.
Perjuangan memajukan kebudayaan Jawa pun diperluas menjadi perjuangan politik mengusir penjajahan Belanda.
Sebelum Boedi Oetomo, ada Kartini, perempuan dari kota kecil Jepara, yang mengawali lahirnya gagasan kemerdekaan, kebebasan, kesetaraan, keadilan, persaudaraan, dan kemajuan melalui tulisan-tulisannya yang tersiar ke penjuru dunia. Kartini sadar bahwa dalam zaman modern, pendidikan adalah wahana untuk membebaskan manusia dan bangsa dari belenggu penjajahan.
“Kemajuan teknologi menjadi penanda zaman baru. Banyak kesulitan yang berhasil disolusikan oleh teknologi. Adagium di zaman ini jelas, dia yang menguasai teknologi, dia pula yang akan menguasai peradaban. Penguasaan atas teknologi merupakan keniscayaan bagi kita untuk menyongsong ‘Indonesia Emas’,” ucap AKBP Wahyu.
Mantan Kapolres Sukoharjo ini menutup amanatnya dengan menegaskan bahwa inovasi teknologi digital bertumbuh setiap hari dengan kecepatan bak lompatan kuantum.
Dalam dua dekade terakhir, perubahannya sangat pesat, dan teknologi digital telah menebas banyak keterbatasan manusia.
Dengan bonus demografi yang menunjukkan 60% penduduk Indonesia dalam usia produktif, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi negara maju dalam 10 hingga 15 tahun ke depan.
Upacara bendera ini menjadi momentum penting untuk merefleksikan semangat kebangkitan nasional dalam menghadapi tantangan dan peluang di era modern ini.
(hms)